Timo!” “Bentar, bentar,” potong Edwin. Bokep Tobrut Yang aku khawatirkan sekarang hanya kalau-kalau Edwin memberitahukan hal ini ke orang-orang lain. Selang beberapa saat kemudian Timo melepas kontol Budi dan beranjak berlutut di depan kontolku. Dan itu, entah Budi sadar atau tidak, benar- benar secara tidak langsung mengiyakan Edwin. Tak lama kemudian kontol Budi sepenuhnya tegang juga. Menelan ludah, Timo melepas kausnya dan bertanya,“Kamu mau ngga kita main bertiga?” Aku ikut menelan ludah. Dan kemudian aku berganti mencium Timo. Duluan aja, ‘Win.” Dan Edwin pun pergi. “Gile!” “Lu main sama paman elu?” “Anjrit!” “Ga salah lu?” “Ada buanyak cowo lain, ada Timo—lu desperate apa?” “Edwin!” seruku. “Sehari… okay, dua hari…” Kedua temanku itu, Timo dan Edwin, juga gay. Hanya sisa Edwin, yang bagaimanapun melelahkannya, adalah teman pertamaku di Jakarta. Dia membuka pintu dan masuk tanpa menutupnya lagi. Timo blasteran Indonesia dan Swedia, dan untuk ketampanan dari satu sampai sepuluh aku nilai dia sembilan —kurang satu karena dia suka
