Ah masa bodo. Film Porno Makin lama makin jelas. Ini gara-gara ibuku menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Bibirku melumat bibirnya.“Jangan di sini Sayang..!” katanya manja lalu melepaskan sergapanku.“Masih sepi ini..!” kataku makin berani.Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Kuusap sisa cream. Aku pertegas bahwa aku mengendus kuat-kuat aroma itu. Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Pokoknya turun.“Kiri Bang..!”Aku lalu menuju salon. Lihatlah, masak ia begitu berani tadi menyentuh kepala Junior saat memijat perut.Ah, kini ia malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku. Tapi ia dingin sekali. Lho, salon kan tempat umum. Sial. Aku memegang teteknya. Yes. Aku duduk di tepi dipan. Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Nampak ada perubahan besar pada Hawin. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot.
>