Bukannya terkejut, malah sebaliknya dia tertawa mendengar bualanku. Bokep Mama Aku juga merasa tindakanku saat itu betul-betul nekat, apalagi pintu kamar masih terbuka setengah. Pinggulnya agak dinaikkan ketika aku agak kesusahan menarik celana jeans itu. Aku mempermainkan puncak-puncak putungnya dengan jemariku, sementara tanganku yang satunya mulai meraba bulu-bulu lebat di sekitar liang kewanitaan Eksanti. Kini, Eksanti mulai berani membelai dan menggenggam kejantananku. Aku menghisap dalam-dalam. Saat itu juga aku merasa hampir saja memuntahkan cairan hangat dari ujung kejantananku yang hampir meledak. Masing-masing kamar kelihatan tertutup pertanda tidak ada kehidupan di dalam rumah itu. “Ketemu di mana?”, tanyanya penasaran. Aku meremas dengan sedikit agak kasar, lalu aku mengangkat agak ke atas, agar batang kejantananku berada tepat di depan gerbang kewanitaannya.Kaki Eksanti kini tak lagi menyentuh permukaan lantai kamar mandi. Telapak tanganku mencengkram buah dada Eksanti. Lalu, perlahan-lahan aku menarik turun cup bra-nya. occhh.. Aku cuma mengangguk, padahal aku tidak tahu apa yang mesti aku janjikan lagi.Eksanti akhirnya membuka
