Bukan karena cacingan tapi karena kegiatanku yg padat membuat bentuk tubuhku senantiasa terjaga. Hendra masih sempat mengajaku lunch bersamanya di luar tapi kutolak karena aku memang sedang tidak ingin keluar kantor. XNXX Jepang ” terima kasih kamu telah membantu aku malam ini ” ucapanku terdengar dingin atau bahkan agak kejam begi dia yang berharap ada bagian untuk dirinya melepaskan semua ‘ganjalan’ yang masih terlihat nyata tercetak di celananya. Kakiku mulai terasa letih disaat Diana dan Nina mulai melenguh panjang dengan nafas yang menderu saling bersahutan. Mungkin hal itu akan membatalkan niat mereka. Bramanto tampak agak ragu tapi dia menuruti perintahku dan duduk di kursi di depan mejaku. Geli juga sih ngebayangin gimana kelakuan dia di rumah. Lagian baru kali ini khan anak resepsionis yang masih baru udah diundang acara2 luaran kiat” katanya lagi. Aku merasa sudah cukup melihat semuanya. Apakah aku harus keluar lalu menyapa ‘hai diana, hai Nina’ terus berlalu? Suasana ruangan kantorku yang sudah kosong
